Puncak Hati

Heart to Heart

Showing posts with label Sosial Masyarakat. Show all posts
Showing posts with label Sosial Masyarakat. Show all posts

TERKADANG APA YANG KITA PELAJARI UNTUK APA, AKAN BERGUNA NANTINYA

Terkadang saat  kita  masih imut dan lucu masih polos tidak tahu apa-apa di Sekolah Dasar hanya mempelari pelajaran dan untuk apa? Rumus-rumus yang ribet, hitung-hitungan, pelajaran moral, agama, dan sebagainya. Tapi di masa itulah dasar-dasar terpupuk dan tersetting didalam diri saat SD. Lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah sangat berpengaruh dalam perkembangan saat umur Sekolah Dasar dan akan terbentuk lagi saat SMP.
Saat SMP pikiran mulai berkembang, bersosialisasi, berorganisasi, dan mencari jati diri. Mencari sesuatu yang menarik hati dalam kegalauan dan kebimbangan melihat kebenaran ( sok puitis). Di dalam pelajaran SMP pun kadang kita juga bingung. "Itu untuk apa?". Namun terus ikuti saja.

Mulai beranjak SMA yang mulai jatuh cinta dan terkadang apa itu cinta tidak tahu arti cinta yang membuat tergila-gila ( masa iya?). Pelajaran makin pusing dan tidak tahu untuk apa? Variabel matematika, hitung rumus turunan integral, dan pelajaran-pelajaran yang pusing lainnya.  

Dan...Welcome to The Campus bagi yang kuliah itu mulai terbuka untuk apa itu semua. Perhitungan Matematika di Statistika, Variabel Logika di Programing, Fisika Kimia di bagian Farmasi dan lain sebagainya karena mulai di spesialisasi, di khususkan untuk untuk menunjang tugas yang akan terpakai dipekerjaan nanti.

Terkadang saat kita menghadapi persoalan yang diluar pekerjaan, namun kita bisa menghadapinya karena kita sempat mempelajari sebelumnya yang mungkin kita tidak tahu untuk apa.

So...Nikmati saja karena tidak akan rugi mempelajari sesuatu yang mungkin untuk apa nantinya, tapi suatu saat itu akan terpakai dan berguna dalam kehidupan

Semoga bermanfaat


APAKAH KOMUNITAS ATAU PERKUMPULAN MOTOR HANYA SEMENTARA?

APAKAH KOMUNITAS ATAU PERKUMPULAN MOTOR HANYA SEMENTARA? 


Saat kita berbicara tentang komunitas motor, terbesit pikiran kita tentang perkumpulan yang hobinya tentang motor. Thats Right. Inti sebuah perkumpulan atau komunitas itu sebagai ajang sharing, saran, dan apa pun tentang satu hobi di perkumpulan itu.

Tahukah kalian? Sebuah komunitas itu bersifat sementara, kenapa? Karena ada disaat masa kita harus meninggalkan komunitas itu, TAPI tidak menghilangkan sebuah bersaudaraan dan silaturahmi. Jika sebuah Komunitas itu bisa bertahan lama, itu dikarenakan dalam sebuah organisasi tersebut sudah cukup kuat, seperti regenerasi organisasi. Jika tidak ada Regenerasi sebuah komunitas maka mustahil akan bertahan sampai bertahun-tahun.

Ada beberapa komunitas motor yang dulunya besar dan sekarang hanya tinggal kenangan. Tapi muncul komunitas motor yang baru dan diketahui tergolong masih muda. Hal itu wajar karena memang pada masanya.

Saat kita lulus sekolah, dimasa itu kita dapat bebas menentukan apa yang kita mau dikarenakan belum banyak tanggung jawab yang akan kita pegang. Dimasa itu kita dapat berkumpul sesuka hati hingga terbentuk sebuah komunitas dan percarian jati diri.

Waktu terus berlalu, beberapa anggota memutuskan untuk mundur dikarenakan harus berkeluarga. Perkumpulan makin sepi dan berkurang sehingga saat pada waktunya harus mundur dari komunitas itu dan lanjut ke tanggung jawab atau prioritas yang utama.

Kesimpulannya. Sebuah komunitas atau perkumpulan baik motor, atau apapun yang berhubungan pada hobi itu hanya sementara. Pada saat nya harus menentukan hobi atau Prioritas yang lebih utama. Kalaupun ingin dilanjutkan untuk komunitas harus dilakukan regenerasi organisasi komunitas agar tidak hilang. 

Kalaupun hilang diharapkan selain hobi yang sama, Silaturahmi tetap berlanjut. Positifnya Komunitas sebagai ajang untuk menambah saudara hingga diluar komunitas.

Semoga bermanfaat, dan tetap jagalah silaturahmi persaudaraan 


Baca Juga : 



HUBUNGAN RELEGIUSITAS DAN PERILAKU SOSIAL


HUBUNGAN RELEGIUSITAS DAN PERILAKU SOSIAL


Pengertian Religiusitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Departemen Pendidikan Nasional (2008), agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Menurut Hadikusuma (Amrullah, 2008), agama sebagai ajaran yang diturunkan oleh Tuhan sebagai petunjuk bagi umat dalam menjalani kehidupannya. 

Sedangkan Ishomuddin (Amrullah, 2008) menyebut agama sebagai suatu ciri kehidupan sosial manusia yang universal dalam arti bahwa semua masyarakat mempunyai cara-cara berpikir dan pola-pola perilaku yang memenuhi untuk disebut “agama” yang terdiri dari tipe-tipe simbol, citra, kepercayaan dan nilai-nilai spesifik dengan mana makhluk manusia menginterpretasikan eksistensi mereka yang di dalamnya juga mengandung komponen ritual. 

Berdasarkan definisi- definisi yang telah dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa religi adalah keyakinan, sistem nilai dan sistem perilaku yang membimbing tindakan seseorang terhadap Tuhan, orang lain dan dirinya sendiri.


Berdasarkan istilah religi kemudian didapatkan istilah religiusitas. Religiusitas menurut Mangunwijaya (1986) merupakan aspek yang telah dihayati oleh individu di dalam hati, getaran hati nurani pribadi dan sikap personal. Sedangkan menurut Nashori dan Mucharam (2002), religiusitas adalah seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa pelaksanaan ibadah dan akidah, dan seberapa dalam penghayatan atas agama yang dianutnya. 

Berdasarkan definisi-definisi yang telah dikemukakan tersebut disimpulkan bahwa religiusitas dapat diartikan sebagai internalisasi agama dalam diri seseorang yang terlihat melalui pengetahuan dan keyakinan seseorang akan agamanya serta dilaksanakan dalam kegiatan peribadatan dan perilaku kesehariannya.


Fungsi Religi Bagi Manusia

Menurut Hendropuspito (1983), fungsi religi (agama) bagi manusia meliputi beberapa hal yang diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Fungsi edukatif
    Manusia mempercayakan fungsi edukatif pada agama yang mencakup tugas mengajar dan membimbing.
  2. Fungsi penyelamatan
    Agama dengan segala ajarannya memberikan jaminan kepada manusia keselamatan di dunia dan akhirat.
  3. Fungsi pengawasan sosial
    Agama ikut bertanggungjawab terhadap norma-norma sosial sehingga agama menyeleksi kaidah-kaidah sosial yang ada, mengukuhkan yang baik dan menolak kaidah yang buruk.
  4. Fungsi memupuk persaudaraan
    Persamaan keyakinan merupakan salah satu persamaan yang bisa memupuk rasa persaudaraan yang kuat.
  5. Fungsi transformative
    Agama mampu melakukan perubahan terhadap bentuk kehidupan masyarakat lama ke dalam bentuk kehidupan baru.

Dimensi Religiusitas

Glock & Stark (Ancok dan Suroso, 2004) mengemukakan beberapa dimensi religiusitas sebagai berikut:

  1. Dimensi keyakinan
    Dimensi ini berisikan pengharapan-pengharapan dimana orang yang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu, mengakui kebenaran-kebenaran doktrin tersebut.
  2. Dimensi praktek agama
    Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya.
  3. Dimensi pengalaman
    Dimensi ini berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi- persepsi dan sensasi-sensasi yang dialami seseorang atau didefinisikan oleh suatu kelompok keagamaan (atau suatu masyarakat).
  4. Dimensi pengetahuan agama
    Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi.
  5. Dimensi konsekuensi
    Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan beragama, praktek, pengalaman dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari.

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP


MANUSIA

Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan dibekali akal pikiran untuk berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara biologis maupun rohani.

Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik sedangkan secara rohani manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau agama yang dianutnya.

Kehidupan manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta.

Kita sama-sama mengetahui bahwa khalifah yang ada pada muka bumi ini ialah manusia. Manusia secara alamiah telah memiliki bekal yang di anugrahi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Anugrah tersebut dapat berupa kemampuan, akal, serta pikiran. Hal tersebut merupakan modal awal kita menjalani kehidupan di dunia.

Kehidupan yang dijalani manusia sendiri sangatlah kompleks, sehingga hubunga manusia satu dengan manusia lainnya sangatlah dinamis. Hubungan yang terjadi pada manusia tidaklah sekedar hubungan dengan manusia lainnya. Akan tetapi juga terdapat hubungan manusia dengan sang pencipta.

Dalam bahasa manusia diartikan sebagai makhluk yang berpikir dan berakal budi. Sedangkan secara istilah manusia merupakan konsep atau gagasan yang ada dalam suatu kelompok tertentu. Dari dua pengertian di atas rupanya belum memuaskan di berbagai pihak. Hal tersebut dibuktikan dengan banyak ahli yang mengungkapkan pendaptnya mengenai definisi dari manusia itu sendiri.

Salah satunya ialah Nicolaus d. & a. Sudiarja ia menggambarkan manusia seperti semboyan negara kita yaitu bhineka tunggal ika. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.

Sedangkan Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany ia menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang dianggap paling mulia. Hal tersebut dilandaskan dari kemampuan manusia yang dapat berfikir dan memiliki 3 dimensi yaitu badan, akal, serta roh. Manusia dalam perkembangan serta pertumbuannya selalu dipengaruhi oleh lingkungan ia tinggal.

Manusia yang pada hakikatnya memiliki akal dan mampu berfikir dengan baik, tentu saja memilki karakter yang snagat kuat. Karakteristik dari manusia dapat meliputi :

  1. Aspek kreasi
  2. Aspek ilmu
  3. Aspek kehendak
  4. Pengarahan Akhlak

Yang dimaksud dengan aspek kreasi ialah dengan imajinasinya manusia dapat berkreasi kedalam berbagai bentuk. Misalnya saja menciptakan bangunan yang unik, melukis, atau mebari dan masih banyak lagi.

Peranan manusia di dunia ini juga tak lain ilah memperbaiki dirinya dnegan cara belajar. Selain itu ia harus mampu memberikan kontribusi ilmu yang di dapat dari proses belajar tadi. Dinamika kehidupan manusia yang dianggap komleks tadi perlu diberikan aplikasi sikap positif terhadap sesama terutama sang pencipta.


PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP

Pandangan Hidup adalah pendapat atau pertimbangan yanag dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia..

Pendapat atau pertimbangan itu hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.

Pandangan hidup ada 3 macam:
  1. Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
  2. Pandangan hidup yang berupa ideologi, yaitu disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara.
  3. Pandangan berdasarkan renungan, yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya.


Pandangan hidup yang berasal dari keyakinan & kepercayaan

Keyakinan dan kepercayaan adalah menjadi dasar pandangan hidup yang berasal dari akal atau kekuasaan tuhan, ada tiga aliran filsafat yaitu:

  1. Aliran Naturalisme : Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi, kekuatan gaib itu dari natur dan itu dari tuhan . Manusaia adalah ciptaan tuhan karena itu manusia mengabdi pada tuhan melalui ajaran-ajaran agama.
  2. Aliran Intelektualisme : Dasar aliran ini adalah logika/akal {kalbu yang berpusat dihati} “hati nurani” maka keyakinan manusia itu bermula dari akal.
  3. Aliran Gabungan : dasar aliran ini adalah kekuatan gaib yang berasal dari tuhan sebagai dasar keyakinan sedangkan akal adalah dasar kebudayaan yang menetukan benar tidaknya sesuatu yang dinilai berdasarkan akal, baik sebagai logika berpikir maupun rasa atau hati nurani. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari tuhan dan akal berimbang maka akan menghasilkan pandangan hidup sosialisme –religius, kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.

HUBUNGAN MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

Manusia adalah makhluk Tuhan yang diberikan akal dan pikiran serta hati secara psikologi. Karakter manusia terbentuk dari 3 unsur, yaitu pikiran, hati nurani dan hawa nafsu. Ketiganya ini harus berjalan dengan seimbang dan saling mengendalikan satu sama lain untuk menjadikan karakter yang baik pada manusia tersebut. 

Maka manusia semasa hidupnya dalam setiap pekerjaan dan kegiatannya selalu menggunakan ketiga unsur tersebut sejak dilahirkan, manusia tentu saja telah memiliki karakter bawaan dari orang tuanya, dan memiliki berbagai macam pengalaman semasa hidupnya sampai dia dewasa. Hal ini yang menyebabkan timbulnya pandangan hidup yang berbeda-beda pada setiap orang.

Pandangan hidup adalah sikap manusia yang paling mendasar dalam menyikapi setiap hal yang terjadi dalam hidupnya, baik itu berupa masalah, tugas, tantangan dan segala yang dilakukannya, manusia pasti mempunyai pandangan masing-masing.

Menurut asalnya pandangan hidup dibagi menjadi 3 yaitu:
  1. Pandangan Hidup yang berasal dari Agama
  2. Pandangan Hidup yang berasal dari Ideologi
  3. Pandangan Hidup yang berasal dari hasil renungan


Hubungan Pandangan Hidup Masyarakat

Pandangan ini didasarkan pada pancasila. Dari sini dapat pula diartikan sebagai pandangan hidup dan menghidupi. Manusia hidup dalam hubungan dengan Tuhannya dan dan dalam perlindunganNya. Serta dalam kebudayaan dan serba hubungan menjadikan dunia dan lingkungan lebih menyenangkan dan menjadikan hidup lebih baik.


Sumber :
http://thejoker-indra.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-pandangan-hidup.html
http://qamaranik.blogspot.co.id/2015/08/manusia-dan-pandangan-hidup.html
https://idtesis.com/definisi-manusia/


ETIKA, ESTETIKA DAN PERADABAN DALAM KEBUDAYAAN

ETIKA, ESTETIKA DAN PERADABAN DALAM KEBUDAYAAN



Dalam sebuah kebudayaan pasti ada masing-masing etika dalam setiap tempat. Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.

Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).

Biasanya bila kita mengalami kesulitan untuk memahami arti sebuah kata maka kita akan mencari arti kata tersebut dalam kamus. Tetapi ternyata tidak semua kamus mencantumkan arti dari sebuah kata secara lengkap. 

Hal tersebut dapat kita lihat dari perbandingan yang dilakukan oleh K. Bertens terhadap arti kata ‘etika’ yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama dengan Kamus Bahasa Indonesia yang baru. 

Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta, sejak 1953 – mengutip dari Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai : “ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)”. Sedangkan kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :

  1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)
  2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
  3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Setelah suatu kebudayaan memiliki etika diperindah dengan estetika. Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan. Estetika merupakan ilmu membahas bagaimana keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana supaya dapat merasakannya. 

Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.

Meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu karya, namun perubahan pola pikir dalam masyarakat akan turut memengaruhi penilaian terhadap keindahan. Misalnya pada masa romantisme di Perancis, keindahan berarti kemampuan menyajikan sebuah keagungan. 

Pada masa realisme, keindahan berarti kemampuan menyajikan sesuatu dalam keadaan apa adanya. Pada masa maraknya de Stijl di Belanda, keindahan berarti kemampuan memadukan warna dan ruang serta kemampuan mengabstraksi benda.

Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui akalnya manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. 

Melalui jasmaninya manusia dituntut untuk menggunakan fisik / jasmaninya melakukan sesuatu yang sesuai dengan ungsinya dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dan melalui rohaninya manusia dituntut untuk senantiasa dapat mengolah rohaninya yaitu dengan cara beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.

Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara keduanya saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu peradaban timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya ada faktor manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut.

Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat berevolusi / berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan sosial. Perubahan ini dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.

Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.

Baca Juga :

PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP INDONESIA

PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP INDONESIA





Globalisasi merupakan tantangan besar bagi setiap negara. Keadaan ini di tinjau oleh bangsa Indonesia yang mengikuti arus globalisasi. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia semakin berkembang dengan pesat. 

Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya rakyat Indonesia yang bergaya hidup kebarat-baratan seperti mabuk-mabukan, clubbing, memakai pakaian ketat, bahkan berciuman di tempat umum seperti sudah lumrah di Indonesia.

Kebudayaan orang-orang barat tersebut sifatnya negatif dan cenderung merusak dan telah menjadi suatu kebiasaan yang membudaya. Sehingga melanggar norma-norma yang berlaku dan mempengaruhi kebudayaan bangsa indonesia yang ketimuran.

Tetapi tidak semua kebudayaan asing yang masuk ke indonesia bersifat negatif, karena ada juga sisi positif dari masuknya budaya asing tersebut. 


Kebudayaan Asing di Indonesia

Bangsa Indonesia dalam mengikuti arus globalisasi terkadang dapat melunturkan jati diri bangsa yang begitu kental dengan kesopanan dan budaya timur. Dimata dunia Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menjunjung adab ketimuran yang sangat baik. 

Tapi bangsa Indonesia tidak menutup diri bagi budaya asing yang ingin masuk ke Indonesia tanpa melunturkan jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia. Karena terkadang globalisasi dapat menjadikan bangsa semakin kreatif tanpa meninggalkan adab bangsanya.

Kebudayaan asing yang masuk akibat era globalisasi (perluasan cara-cara sosial antar benua), ke Indonedia turut mengubah perilaku dan kebudayaan Indonesia, baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. 

Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke barat-baratan (westernisasi).

Hal tersebut terlihat dengan seringnya orang-orang terutama remaja Indonesia keluar-masuk pub, diskotik dan tempat hiburan malam lainnya, dengan berbagai perilaku menyimpang yang menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota besar dan metropolitan. 

Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus penyimpangan seperti penyalah gunaan zat adiktif, berbagai bentuk pelanggaran susila dan lain sebagainya. Ini merupakan ketidakmampuan masyarakat Indonesia dalam beradaptasi dan menyeleksi pengaruh asing sehingga masih bersikap ‘latah’ terhadap kebudayaan asing.



Pengaruh Budaya Asing di Indonesia

Dari sekian banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, diantaranya adalah budaya barat. Barat, sesuai namanya, merupakan produk perkembangan di bilangan barat dunia yang menekankan individualitas dan kebebasan. Sementara Indonesia merupakan bagian bangsa timur yang menghendaki harmoni, komando, dan kolektivitas.

Bangsa Barat yang memberikan pengaruh cukup membekas adalah Portugis dan Belanda. Terutama Belanda, budaya bangsa-bangsa ini sebagiannya telah terserap dan masuk ke dalam struktur budaya bangsa Indonesia.

Sesungguhnya, terdapat sejumlah pengaruh “Barat” yang hingga kini terus membekas di dalam struktur kebudayaan Indonesia. Utamanya di dalam sistem pendidikan Indonesia. 

Pendidikan merupakan salah satu komponen nonmaterial kebudayaan yang punya peran signifikan dalam melestarikan suatu budaya. Selain pendidikan, mekanisme administratif pemerintahan negara barat yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Belanda juga punya pengaruh tersendiri dalam pembentukan sistem sosial (politik) Indonesia.

Tidak hanya Negara barat saja yang mempengaruhi, tetapi negara-negara Timur seperti Cina dan Jepang pun memberikan derajat pengaruh tertentu bagi perkembangan sistem sosial dan budaya Indonesia. 

Jepang tentu saja, memberikan pengaruh , yaitu lewat penjajahan singkat mereka atas Indonesia. Sementara Cina, yang telah punya hubungan dengan kepulauan nusantara jauh sebelum Islam menyentuh Indonesia, dan telah membentuk derajat pengaruh tersendiri.

Sedangkan sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah membudaya hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya kebudayaan orang-orang barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma ketimuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-rang barat.

Contoh kebudayaan-kebudayaan barat tersebut dapat kita lihat dari cara mereka berpakaian dan mode, film, sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.


Dampak Kebudayaan Asing di Indonesia

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa.

  1. Dampak Positif
    a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
    Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional.

    b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
    Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.

    c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
    Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
  2. Dampak Negatif
    a. Pola Hidup Konsumtif
    Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah.
    Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.

    b. Sikap Individualistik
    Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.

    c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
    Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia.Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, remaja lebih menyukai dance dan lagu barat dibandingkan tarian dari Indonesia dan lagu-lagu Indonesia, dan lainnya. Hal ini terjadi karena kita sebagai penerus bangsa tidak bangga terhadap sesutu milik bangsa.

    d. Kesenjangan Sosial
    Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial. Kesenjangan social menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga sangat mungkin bias merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa Indonesia.

Mempertahankan Kebudayaan Indonesia


Nilai kebudayaan yang menjadi karakteristik bangsa Indonesia, sperti gotong royong, silahturahmi, ramah tamah dalam masyarakat menjadi keistimewaan dasar yang dapat menjadikan individu-individu masyarakat Indonesia untuk mencintai dan melestarikan kebudayaan bangsa sendiri.

Tapi karakteristik masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat yang ramah dan sopan santun kini mulai pudar sejak masuknya budaya asing ke Indonesia yang tidak bisa diseleksi dengan baik oleh masyarakat Indonesia.

Maka, dalam hal ini pemerintah memiliki peranan penting untuk mempertahankan nilai-nilai kebudayaan Indonesia dalam kehidupan masyarakatnya karena nilai-nilai kebudayaan dari leluluhur merupakan filosofi hidup pada tiap daerahnya meskipun tanpa bantuan teknologi. Nilai-nilai budaya tersebut bukan berarti mengharuskan kita untuk bersikap tertutup terhadap budaya asing, namun nilai dan makna filosofi kebudayaan Indonesia harus dijadikan sebagai sumber inspirasi dan kreatifitas.

Berikut ini adalah beberapa cara mempertahankan kebudayaan Indonesia agar tidak terpengaruh oleh kebudayaan asing yang bersifat negatif .

  • Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dan kebudayaan dalam negeri. 
  • Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya. 
  • Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya. 
  • Selektif terhadap kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia. 
  • Memperkuat dan mempertahankan jatidiri bangsa agar tidak luntur. 

Dengan begitu masayarakat dapat bertindak bijaksana dalam menentukan sikap agar jati diri serta kepribadian bangsa tidak luntur karena adanya budaya asing yang masuk ke Indonesia khususnya.

Baca juga :

- Apa itu perilaku hedonisme? Apakah kita termasuk?
- Etika , estetika dan peradaban dalam Kebudayaan  
- Kesenangan melukai diri sendiri, apa sebab dan akibatnya?
- Perbedaan Geng Motor, Club Motor, dan Komunitas Motor

ANAK JALANAN

ANAK JALANAN


Anak jalanan tinggal di jalanan karena dicampakkan ataupun tercampak dari keluarga yang tidak mampu, menanggung beban karena kemiskinan dan kehancuran keluarganya.Umumnya anak jalanan bekerja sebagi pengamen, pengasong, pemulung, tukang semir, ataupun pengais sampah. Tidak mengalami kecelakaan lalu lintas, pemerasan, perkelahian, dan kekerasan lain. 

Anak jalanan lebih mudah tertular kebiasaan tidak sehat terutama dari kultur jalanan, khususnya seks dan penyalah gunaan obat. Lebih memprihatinkan lagi lingkungan akan mendorong anak jalanan menjadi obyek sosial. 

Dengan kata lain bahwa di jalan rawan terhadap gangguan kesehatan baik fisik maupun mental yakni merubah karakter menjadi anak yang beringas, sangat aggresif, suka baku hantam, usil, berani memprotes, suka berbicara seenaknya yang disertai dengan kata-kata kotor, perilaku lain yang muncul pada anak-anak jalanan adalah berusaha mencari uang dengan cara apaapun sehingga sering berganti pekerjaan, termasuk pekerjaan yang tidak terpuji misalnya: mencopet, merampas, menodong. Mereka juga sering rawan terhadap obat-obatan terlarang, minum-minuman keras dan zat-zat aditif lainnya, serta mobilitasnya sangat tinggi.


Landasan Hukum Mengenai Anak Jalanan

Terdapat beberapa peraturan pemerintah terkait dengan upaya penanganan anak jalanan ataupun pemulihan keberfungsian hak-hak anak yaitu:

Anak-anak dilindungi oleh Konvensi Hak Anak (KHA),dimana KHA merupakan yang mengikat secara yuridis dan politis diantara berbagai negara yang mengatur hak-hak yang berhubungan dengan anak.Indonesia adalah negara yang meratifikasi KHA yang dinyatakan dalam Keppres No.36/ 1990 tertanggal 25 Agustus 1990. 

Terdapat empat prinsip yang terkandung dalam KHA, yaitu : Non diskriminasi, yang terbaik bagi anak, kelangsungan hidup dan perkembangan anak, dan penghargaan terhadap pendapatan anak. Selain itu terdapat peraturan hukum lainnya yang mengatur permasalahan anak jalanan, yaitu sebagai berikut:

  1. Undang-undang Dasar tahun 1945, setiap anak berhak atas kelangsungan hidup Tumbuh dan berkembang,serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (pasal 28 B ayat 2)
  2. Undang-undang Nomor 4 tahun 1979 tengang Kesejahteraan Anak
  3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002, tentang Perlindungan Anak
  4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
  5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1990 Tentang Pengesahan Convention On The Rights Of The Child (Konvensi Tentang Hak-Hak Anak)
  6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2002 Tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Eksploitasi Seksual Komersial Anak.
  7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2002 Tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan (Trafiking) Perempuan Dan Anak


Faktor Meningkatnya Anak Jalanan di Kota Besar

Jumlah anak jalanan di kota besar yang semakin meningkat, merupakan masalah serius yang harus ditanganani oleh pihak pemerintah. Banyak faktor yang menyebabkan meningkatnya jumlah anak jalanan di kota besar. Hasil penelitian Hening Budiyawati, dkk. (dalam Odi Shalahudin, 2000 : 11) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan anak pergi ke jalanan berdasarkan alasan dan penuturan mereka yaitu sebagai berikut :

  1. Kemiskinan
    Sebagian besar masyarakat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Padahal kemiskinan merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya jumlah anak jalanan di kota besar. Karena hidup dalam kemiskinan, anak-anak yang seharusnya mengenyam pendidikan di bangku sekolah terpaksa putus sekolah.

    Orang tua mereka tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari apalagi untuk membiayai anaknya bersekolah.Anak-anaknya terpaksa turun ke jalanan, untuk membantu orang tuanya. Mereka berprofesi sebagai pengamen, penjual koran, pemulung, pengemis, maupun pencopet.
  2. Keluarga yang tidak harmonisKeluarga adalah media sosialisasi primer atau yang utama. Peran keluarga sangatlah penting bagi pola pikir dan perilaku anak. Keluarga yang harmonis menghasilkan anak dengan kepribadian yang baik Sebaliknya dengan keluarga yang tidak harmonis, tentu saja akan menghasilkan anak yang tidak baik.

    Anak yang sudah tidak nyaman untuk tinggal di rumahnya sendiri, akan nekat kabur dari rumah. Karena mereka di luar sana tidak mempunyai tujuan yang jelas, mau tidak mau ia berprofesi sebagai anak jalanan untuk menyambung hidupnya.
  3. Pengaruh temanSelain di rumah, kita juga bersosialisasi dengan teman sekitar kita, di sekolah maupun luar sekolah.Teman mempunyai andil yang besar terhadap kepribadian kita.Jika kita berteman dengan orang yang senang mabuk-mabukan, mengkonsumsi narkotika, dengan mudah kita bisa terpengaruh untuk melakukan hal tersebut.

    Jika sudah ketagihan, maka merekaakan menghalalkan segala cara untuk mendaptkan barang haram tersebut, salah satunya dengan mencuri di tempat wisata atau keramaian kota yang penuh sesak dengan orang.
  4. Keinginan untuk memiliki uang sendiriDi dunia ini tak ada orang yang tidak membutuhkan uang.Uang merupakan alat pembayaran sah untuk membeli sesuatu.Orang bekerja demi mencari uang, dan uang itu mereka gunakan untuk membeli kebutuhan hidupnya maupun keluargnya.

    Faktor inilah yang menyebabkan banyak anak yang tertarik untuk mempunyai uang sendiri. Mereka tidak mau merepotkan orang tuanya maupun orang lain untuk mendapatkan sesuatu hal yang diinginkannya. Tanpa dibekali dengan keahlian khusus, mereka nekat untuk bekerja di jalanan yang panas dan rawan bagi dirinya.
  5. Modernisasi, industrialisasi, migrasi, dan urbanisasiHal-hal semacam inilah juga dapat menyebakan anak –anak turun ke jalanan. Seperti adanya kegiatan urbanisasi yang dilakukan orang-orang desa yang pergi ke kota. Mereka menganggap kalau hidup di kota itu mudah untuk mendapatkan pekerjaan dan akan hidup dengan banyaknya fasilitas.

    Namun tanpa dibekali dengan keahlian khusus, hanya membuat mereka tersisih di kota yang mewah dan megah. Karena uang yang ia bawa kurang, atau habis, membuat mereka harus hidup di bawah kolong jembatan. Untuk menyambung hidupnya, mereka bekerja seadanya di jalanan yang panas dan berdebu.
  6. Orang tua “mengkaryakan” anaknya sebagai sumber ekonomi keluarga.
    Maksud dari pernyataan di atas adalah orang tua yang seharusnya sebagai tulang punggung keluarga dan sekaligus contoh bagi anaknya, malah berlaku semena-mena terhadap anaknya.

    Mereka tidak disuruh untuk bersekolah, melainkan disuruh orang tuanya untuk bekerja di jalanan . Orang tua mereka beranggapan kalau bersekolah itu tidak penting dan tidak akan menghasilkan uang. Hal semacam inilah yang menyebakan adanya anak jalanan di kota besar.
  7. Keinginan untuk bebasHidup bebas merupakan hal yang diinginkan oleh banyak anak remaja. Merekatidak mau dikekang dan hidup dalam aturan yang berlebihan oleh orang tuanya. Anak yang tidak mau hidupnya dikekang, maka mereka akan mencari cara agar bisa keluar dari rumah.

    Prinsip yang tidak baik inilah, yang dapat menyebkan mereka hidup di jalanan, hidup dengan kebebasan tanpa kekangan dari siapapun.
  8. Peran lembaga sosial kemasyarakatan belum maksimal yang berperan dalam partisipasi masyarakat untuk menangani masalah anak jalanan.Peran lembaga kemasyarakatan juga ikut andil demi kesejahteraan anak-anak jalanan. Jika lembaga sosial bisa lebih maksimal dan lebih serius dalam menangani masalah anak jalanan, tentu saja bisa memperkecil jumlah anak jalanan yang ada.

    Untuk menopang kesejahteraan hidup mereka, bisa dilakukan dengan memberikan bantuan secara langsung maupun pendidikan dan keahlian bagi anak jalanan. Namun pada kenyataannya, masih banyak anak miskin atau jalanan yang tidak mendapatkan hak yang sama dengan anak-anak lainnya.


Dampak Meningkatnya Anak Jalanan di Kota Besar

Ada beberapa dampak negatif yang diakibatkan oleh maraknya anak jalanan,. Diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Menjamurnya benih-benih premanisme
    Anak jalanan yang ada di kota-kota besar menimbulkan dampak negatif di lingkungan sekitarnya, misalnya saja menjamurnya benih-benih premanisme. Hal ini bisa terjadi karena mereka mencukupi kebutuhannya dengan cara menganacam, menakut-menakuti orang yang lewat dan meminta uang secara paksa.
  2. Terganggunya kenyaman pemakai jalan rayaJika kita berada di kota-kota besar, kita sering melihat banyak anak jalanan di pinggir jalan. Misalnya saja pada saaat lampu merah, banyak anak jalanan yang mendatangi pemakai jalan raya untuk menawarkan barang dagangannya, ada yang mengamen, dan mengemis. Hal ini tentu saja mengganggu kenyamanan pemakai jalan raya.
  3. Mengganggu keindahan dan ketertiban kotaKeindahan dan ketertiban kota tentu saja didukung oleh banyak hal. Jika banyak anak jalanan yang tinggal di kota menyebabkan keindahan dan ketertiban di kota berkurang. Hal ini bisa terjadi, karena banyak anak jalanan yang hidup di kolong jembatan, pinggiran rel kereta api, atau lingkungan yang kumuh untuk berlindung dari panas dan hujan.
  4. Terbengkalainya pendidikan anak-anak tersebutPendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita. Tanpa adanya ilmu, tentu kita tidak akan bisa menjalani kerasnya hidup ini. Bagi anak yang berusia 6-15 tahun, sebenarnya berhak untuk mengenyam pendidikan. Namun tidak bagi anak jalanan, karena faktor ekonomi keluarga, mereka putus sekolah dan turun ke jalanan untuk bekerja agar bisa bertahan hidup.
  5. Mengundang pola urbanisasi yang tinggi, serta mendorong tindakan- tindakan kriminal di jalan raya.Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota. Banyak penduduk desa yang berbondong-bondong ke kota untuk mencari pekerjaan. Mereka berpikir mencari pekerjaaan di kota itu mudah.

    Namun pada kenyatannya, tanpa dibekali keterampilan dan keahlian khusus, mereka akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Dampak dari adanya anak jalanan yaitu pola urbanisasi yang tinggi Hal ini bisa terjadi karena anak jalanan yang pulang ke kampung asli mengiming-imingi penduduk desa kalau hidup di kota itu enak.
  6. Masa depan bangsa dipertanyakanAnak bangsa merupakan generasi muda penerus bangsa untuk menjadikan bangsa ke arah yang lebih baik. Untuk bisa menjadikan bangsa yang berkualitas, damai, makmur, sejahtera diperlukan penduduk yang berkualitas juga.

    Namun ironisnya, banyak anak bangsa yang seharusnya mengenyam pendidikan malah berprofesi menjadi anak jalanan. Jika jumlah anak jalanan terus bertambah, maka masa depan bangsa ini perlu dipertanyakan.

Didalam kegiatannya, peredaran anak jalan itu tidak berdiri sendiri, melainkan ada suatu lembaga ilegal yang terus mendorong anak jalanan agar terus tumbuh dan berkembang demi keuntungan pribadi semata.

Dimana mereka diajarkan bagaimana meminta-minta, mereka harus memberikan uang setoran kepada “BOS”. Selain itu, tingkat pendidikan yang minim membuat mind set mereka dapat di setting sedemikian rupa oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. 

Dengan beragam iming-iming, mereka perlahan dikeluarkan dari ajaran agamanya. Yang menjadi sasaran, kebanyakan adalah anak-anak usia sekolah dasar. Biasanya anak-anak itu diiming-imingi makanan, uang, janji kehidupan yang lebih baik, janji disekolahkan dan lain lain.

Dari lika-liku kehidupan anak jalanan, dapat disimpulkan bahwa masalah krisis ekonomi dapat memicu masyarakat menjadi kehilangan arah dan tidak terkendali, seperti maraknya anak jalanan.Dimana pekerjaan sebagai anak jalanan menjadi pekerjaan yang wajar karena bagi mereka kehidupan dijalan raya menjadi lahan yang subur untuk mendapatkan uang.

Mereka menganggap bahwa dengan merengek, memelas dan mengamen dijalan raya dapat membuat mereka mendapatkan uang dengan mudah.Dukungan dari orang tua membuat mereka tetap bertahan dengan keadaan seperti ini.Para anak jalanan pun sepertinya bahagia saja menjalani kehidupan tersebut.


Upaya Mengatasi Anak Jalanan di Kota Besar

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak jalanan antara lain :

  1. Program Perlindungan AnakPenyediaan dan atau pemberian pelayanan-pelayanan sosial dasar bagi anak, utamanya yang berasal dari keluarga miskin sehingga hak-hak mereka dapat terpenuhi.
  2. Program Rumah SinggahProgram Rumah Singgah kepada anak-anak jalanan merupakan pemberian kesempatan anak untuk memenuhi kebutuhannya dalam hal belajar dan bermain sehingga bisa tumbuh dan berkembang secara optimal dan selaras fisik maupun psikis
  3. Program Pelatihan dan Pemberian Bantuan Modal Usaha bagi Anak JalananProgram ini bertujuan untuk memberi latihan dasar keterampilan bagi anak jalanan dengan tujuan agar anak mampu melakukan usaha ekonomis produktif, misalnya home industri.
  4. Pemberian Layanan Pendidikan GratisProgram ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu membebaskan biaya sekolah bagi anak jalanan di sekolah-sekolah formal yang ditunjuk dan memberikan layanan pendidikan model seperti Perpustakaan Keliling di mana guru yang mendatangi tempat-tempat yang biasanya digunakan anak-anak jalanan untuk berkumpul serta memberikan materi pelajaran di tempat tersebut
  5. Optimalisasi program GNOTA (Gerakan Nasional orang tua asuh)
    GNOTA (Gerakan Nasional orang tua asuh)
    yang berdiri pada tanggal 29 Mei 1996 yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas anak sebagai aset penerus bangsa disamping meminimalkan kemiskinan secara komprehensif dan menyeluruh, juga memiliki misi mengembangkan dan meningkatkan kesadaran serta tanggung jawab masyarakat terhadap masa depan anak bangsa.peranan GN-OTA ini dalam Prokesra MPMK dapat dibagi menjadi dua.

    Pertama adalah menuntaskan keluarga pra-sejahtera dan keluarga sejahtera.

    Kedua adalah pemberdayaan keluarga masa depan. Untuk memaksimalkan fungsinya diperlukan kerja keras untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa dari ancaman putus sekolah. Dana Boss Bantuan untuk biaya operasional anak – anak dari keluarga tidak mampu meliputi pengadaan buku- buku paket dan bantuan pembiayaan pendidikan yang manfaatnya adalah untuk mengurangi biaya pendidikan yang dikeluarkan siswa,

    Upaya lain yang dilakukan dalam mencegah berkembangnya masalah maupun untuk mengatasi masalah anak putus sekolah tersebut adalah untuk mengembalikan mereka ke sekolah. Program pemerintah yang dapat memperkecil resiko tersebut yang telah dilaksanakan adalah Bantuan tunai melalui program PKH agar para keluarga miskin mau kembali menyekolahkan anak- anaknya.
  6. Upaya penanganan masalah kemiskinanDapat dilakukan dengan cara penyediaan fasilitas umum dan sosial kepada masyarakat kurang mampu, program penyelamatan, program penciptaan lapangan kerja, program pemberdayaan, jaminan sosial dan program beasiswa bagi siswa yang berasal dari keluarga yang tidak mampu.

Sumber : http://saveanakjalnan.blogspot.co.id/



HEDONISME

HEDONISME



Hedonisme dalam bahasa Yunani, hedone berarti kegembiraan, kesenangan, atau kenikmatan. Secara sederhana, pengertian hedonisme adalah paham atau etika yang diwujudkan dengan gaya hidup yang menjadikan kenikmatan atau kebahagiaan sebagai tujuan utama dalam hidup. Hal ini sesuai dengan falsafah etika hedonisme yang berpandangan, bahwa kenikmatan atau kesenangan adalah realitas hidup yang tidak perlu dihindarkan dan setiap orang suka merasakan kesenangan atau kenikmatan. Orientasi hidup selalu diarahkan ke sana dengan sebisa mungkin menghindari perasaan-perasaan yang tidak enak atau menyakitkan. Dalam filsafat Yunani Hedonisme pertama kali ditemukan oleh Aristoppos dari Kyrene (433 - 355 SM).

Para penganut paham hedonisme berprinsip bahwa kata kebahagiaan identik dengan kesenangan. Menurut penganut hedonisme, suatu perbuatan disebut baik sejauh menyebabkan kesenangan, memberi kenikmatan, kekayaan, dan kekuasaan. 

Saat segala kebutuhan tidak terpenuhi, akan mengalami ketegangan dan penderitaan. Jadi, kenikmatan, kesenangan, dan kegembiraan bagi para penganut hedonisme menduduki posisi tertinggi dalam hidup mereka

Pada zaman sekarang ini, banyak perilaku masyarakat yang harus mengalami pembaharuan, salah satunya adalah hedonisme. Virus hedonisme tidak hanya menyerang orang dewasa, tapi yang mengkhawatirkan yaitu para remaja yang nantinya menjadi penerus bangsa. 

Mungkin sebagian dari kita sudah mengenal apa itu hedonisme. Tapi, kali ini saya ingin sedikit memaparkan apa itu hedonisme, faktor penyebab, dampak negati, dan cara mengatasinya,.

Coba resapi hal-hal berikut ini, para remaja mayoritas mengobrol tentang fashion dan juga suka shopping. Tanpa disadari perilaku yang sering dilakukan para remaja saat ini merupakn contoh perilaku hedonisme. 

Oleh karena itu, dapat disimpulkan hedonisme adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan hidup, seperti lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah. Sebuah pandangan hidup bahwa kesenangan adalah segalanya, bahkan kehidupan itu sendiri. Bagi kaum hedonis, hidup adalah meraih kesenangan materi.


Lalu, apa sajakah faktor timbulnya perilaku hedonisme? Beberapa faktornya yaitu:

  1. Orang tua dan kaum kerabat
    Orang tua dan kerabat adalah penyebab utama generasi mereka menjadi hedonisme. Orang tua lalai untuk mengajarkan anak dengan norma dan gaya hidup timur yang punya spiritual. Contohnya, sebagian orang tua jarang yang ambil pusing apakah anak sudah sholat atau belum, apakah mereka sudah bisa mebaca Al-Qur'an atau belum
  2. Faktor BacaanFaktor bacaan memang dapat mencuci otak para remaja untuk menjadi orang yang memegang prinsip hedonisme. Mereka senang dengan bacaan mengenai trend atau gaya hidup terbaru dan entertainment sehingga timbul keinginan untuk mengikuti atau menirunya.
  3. Pengaruh tontonanPengaruh tontonan, tayangan televisi (profil sinetron, liputan tokoh selebriti dan iklan) juga mengundang remaja untuk mengejar hedonisme. Isinya banyak mengupas tema tema berpacaran, ciuman, pelukan, perceraian, pernikahan. hamil di luar nikah dan bermesraan di muka publik sudah nggak apa-apa lagi, cobalah dan lakukanlah ! seolah-olah beginilah ajakan misi televisi dan majalah yang tidak banyak mendidik, kecuali hanya banyak menghibur.


Dampak negatif hedonism :

  • Hedonisme membuat orang lupa akan tanggungjawabnya karena apa yang dia lakukan semata-mata untuk mencari kesenangan diri. Jika hal-hal tersebut mampu menggeser budaya bangsa Indonesia maka sedikit demi sedikit Indonesia akan kehilangan jati diri yang sesungguhnya
  • Manusia akan memprioritaskan kesenangan diri sendiri dibanding memikirkan orang lain, sehingga menyebabkan hilangnya rasa persaudaraa, cinta kasih dan kesetiakawanan sosial
  • Sikap egoisme akan semakin membudaya, inilah bukti hedonisme yang menjadi impian kebanyakan anak muda
  • Semakin berkembangnya sistem kapitalis-sekuler karena sistem inilah yang menyebabkan hedonisme berkembang secara pesat
  • Merusak suatu sistem nilai kehidupan yang ada dalam masyarakat sekarang, mulai sistem sosial, politik, ekonomi, hukum, pendidikan sampai sistem pemerintahan
  • Meningkatnya angka kriminalitas. Tindak kriminal yang akhir-akhir ini marak terjadi kebanyakan dilatar belakangi oleh sifat hedonisme manusia semata


Cara mengatasi hedonisme

  • Perlunya kearifan dalam memilih barang agar tidak terjebak dalam konsumerisme
  • Menanamkan pola hidup sederhana dalam kehidupan sehari-hari
  • Dalam memilih barang mahasiswa perlu membuat skala prioritas dalam berbelanja sehingga dapat membedakan barang apa yang benar-benar diperlukan dan barang-barang yang diinginkan namun tidak diperlukan
  • Penerapan pola hidup sederhana dalam kegiatan sehari-hari diperlukan untuk mengatur keuangan mahasiswa agar pendapatan yang biasanya berasal dari orang tua tidaklah lebih kecil daripada pengeluaran
  • Adanya kedewasaan dalam berpikir sehingga mahasiswa dapat membentengi diri dari pola hidup konsumerisme

Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang mencari kesenangan seperti, banyak menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang membeli barang-barang yang berharga mahal. 

Perilaku hedonisme saat ini sudah sangat melekat pada sebagian masyarakat Indonesia terutama masyarakat yang tinggal dikota-kota besar. Dimana perilaku hidup seperti ini bersifat negative karena hanya mementingkan kenikmatan, kesengan dan kepuasaan yang semuanya bersifat duniawi.

Wajar saja memang ketika manusia hidup untuk mencari kesenangan dan kepuasan, karena itu merupakan dasar sifat manusia. Contohnya pada saat ini kemajuan teknologi informasi telah menawarkan berbagai macam gaya hidup kepada masyarakat terutama kepada generasi muda/remaja. 

Para remaja berlomba-lomba untuk mengikuti tren gaya hidup untuk mencapai kepuasaan pribadi yang kadang-kadang menjerumus kepada hal-hal yang bersifat negatif.

Budaya hedonisme telah mendorong banyak orang memiliki suatu barang atau mencari kepuasaan dimana suatu barang dan kepuasaan tersebut bukanlah keperluan utama dalam kehidupan. 

Selain itu budaya hedonisme hanyalah membuat kesenagan individu, dalam mengahadapi budaya hedonisme yang sangat banya membawa efek atau pengaruh negatif dalam kehidupan bermasyarakat.

Memilih gaya hidup/budaya hedonis sesungguhnya tidak akan pernah membawa kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup. Bagi belum terlanjur atau tidak perna terpengaruh gaya/budaya hidup seperti ini. 

Segeralah ubah perilaku tersebut, karena sesungguhnya kebahagiaan itu sebenarnay berada pada hati dan jiwa disetiap individu, saatnya bagi kita menumbuhkan akhlak dan kembali kepada jalan Illahi , tumbuhkan juga rasa kepedulian pada sesame dan juga buanglah sifat mementingkan kepentingan individu. 

Karena banyaknya efek buruk yang ditimbulkan oleh adanya budaya hedonis maka kita perlu untuk mengantisipasinya dengan misalnya perlunya kearifan dalam memilih barang atau kepentingan agar tidak terjebak dalam gaya hidup hedonisme. 

Menanamkan pola hidup sederhana dalam pribadi masing-masing, adanya kedewasaan dalam berfikir, perlunya ketelitian dalam mengelola uang terutama uang yang ada pada diri remaja yang biasanya berasal dari orang tua agar pengeluaran tidak lebih besar dari pada pemasukan, dalam berbelanja hendaknya kita mencari suatu yang benar-benar kita perlukan.

GENG MOTOR, CLUB MOTOR, DAN KOMUNITAS MOTOR

GENG MOTOR, CLUB MOTOR, DAN KOMUNITAS MOTOR




Beberapa tahun belakangan, makin menjamur club motor dan mobil baik itu di kota besar maupun di kota pinggiran, kecil, dan bahkan daerah. Berawal dari hanya sekedar hobby nongkrong yang kemudian membentuk kesatuan visi dan misi. Entah...hanya karena perkembangan zaman atau sekedar ikut-ikutan, pencarian jati diri, atau pun memang karena ingin eksis dan mencari pengakuan. Di sini kami hanya ingin mengupas tentang kendaraan bermotor roda 2, atau yang sering kita sebut motor maupun sepeda motor.

Start awal mungkin sebut saja Biker Brotherhood yang berlokasi di Bandung. Yang kemudian disusul berbagai macam club, baik itu berbendera pabrikan hingga yang terdiri dari berbagai macam jenis kendaraan. Berbendera pabrikan, maksudnya adalah dalam suatu club hanya terdiri dari satu macam jenis atau tipe motor saja. Bahkan...dalam satu kota besar semacam Bandung, Jakarta, dan Surabaya, jumlah club tersebut bisa mencapai ratusan club...seperti yang biasa kita lihat pada hari Sabtu malam Minggu di tepi-tepi dan trotoar jalan protocol di Surabaya.

Banyak orang yang masih buta atau kurang faham tentang keberadaan club motor ini sehingga menyebabkan adanya salah pengertian. Masyarakat atau orang awam pun tidak jarang menyamakan persepsi tentang club motor yang secara keseluruhan berisi bikers yang baik dan sangat terorganisir namun dianggap sebagai geng motor yang anarkis. Karenanya...yuk mari kita cari tahu, apa sebenarnya perbedaan dari Geng Motor, Club Motor, dan juga Komunitas Motor

GENG MOTOR

Seperti yang kita tonton dalam berita-berita di TV, keberadaan geng motor itu sendiri sudah bertahap membahayakan baik bagi mereka sendiri maupun bagi khalayak umum. Mereka tak segan melakukan tawuran antar geng motor, dan bahkan menyerang orang lain. Dan yang lebih meresahkan lagi, mereka pun tak lagi punya rasa segan untuk merusak, merampas, membakar kendaraan, dan bahkan membunuh orang lain.

Berikut adalah ciri-ciri GENG MOTOR:


  • Most of them...tidak memakai perlengkapan safety riding seperti helm, jacket, sarung tangan, dan sepatu
  • Membawa senjata, baik itu sajam (senjata tajam, entah itu mereka buat sendiri ataupun buatan pabrikan semacam parang, samurai, pisau lipat, maupun badik), hingga Molotov atau bom-bom kecil rakitan sederhana
  • Mereka muncul pada malam hari dan tanpa menyalakan lampu apapun.
  • Jangankan terpikirkan untuk beramal, membuat kegiatan social saja tidak pernah terbersit di benak mereka. 
  • Lupakan saja tentang mengunjungi panti asuhan, sunatan masal, kawin masal...yang ada cuman merusak dan membunuh masal

Anggotanya berisikan para lelaki yang berpenampilan sangar, penjudi, pemabok, pembunuh, dan hobbinya merusak. Seandainya pun ada perempuan di dalamnya (sorry...kami tidak bisa menyebutnya ladies-karena sama sekali jauh dari persepsi terhormat), mereka hanya sebagai penggembira dan pelampiasan atau budak nafsu anggota geng motor tersebut.

Kendaraan yang mereka gunakan hanyalah motor bodong, tanpa spion, sign kanan-kiri, lampu utama dan stop lamp. Karakteristik yang jelas adalah bahwa motor mereka berisik, mampu berlari kencang dan dapat digunakan untuk mencelakai orang lain.

Membuat kekacauan dan berlomba-lomba untuk menjadi geng motor yang diakui dan terseram di antara geng-geng motor lainnya. Sehingga tidak jarang mereka sering terlibat tawuran saat di darat maupun saat di atas motor mereka

Tidak terdaftar dalam masyarakat, IMI (Ikatan Motor Indonesia) apalagi di kepolisian
Jangan berharap dapat menemukan mereka di jalan-jalan protokol, karena tempat mereka KOPDAR (Kopi Darat) atau sekedar nongkrong hanyalah di tempat sepi, gelap, dan berbau tidak sedap.

Jangan membayangkan hal-hal yang lucu dan mendidik ketika mereka mengadakan diklat member baru...! Diklat mereka hanya secara fisik, diminta saling memukul, berantem, dan mengkonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, bahkan kalau bisa sampai muntah (jackpot)

Ternyata ada juga geng motor yang berkedok club motor. Mereka berpenampilan rapi, memakai perlengkapan safety riding namun arogan di jalan, egois, bahkan anarkis serta tak segan untuk berbuat rusuh ketika merasa terusik.

CLUB MOTOR


Sebuah club motor memiliki kejelasan dalam member, yaitu bikers yang mempunyai hobby motor. Kecenderungan sebuah club membawa bendera pabrikan dan memiliki atau menyebut nama suatu tipe tertentu dan atau menyebut nama pabrikan tersbut. Sebut saja MAPRAS (MegaPro Association Surabaya), club MegaPro tertua di Indonesia. 

Biasanya, club motor memiliki agenda kegiatan yang jelas, semacam kegiatan social dan bekerja sama dengan dealer yang menaungi mereka atau dengan pihak kepolisian untuk mengkampanyekan safety riding.

Berikut adalah ciri-ciri CLUB MOTOR:
  • Mengenakan perlengkapan berkendara sesuai dengan syarat safety riding yang telah disosialisasikan oleh pihak kepolisian ;)
  • Baik motor maupun pengendara atau pemiliknya sama-sama lengkap, dalam artian...motor tidak bodong (lengkap surat-suratnya, seperti SIM, STNK dan BPKB). Modifikasi motornya pun tergolong safety dan nyaman, dan kadang tidak lupa menambahkan top box di bagian belakang motor dan atau side box di bagian samping jok belakang motor yang biasanya berguna untuk meletakkan helm dan berbagai barang lain keperluan pengendara di saat touring maupun kegiatan lainnya.
  • Pada umumnya, sebuah club motor hanya terdiri dari satu merk motor dan atau satu tipe motor saja, sekalipun ada juga yang terdiri dari berbagai macam motor namun memilik satu kesamaan entah dari warna atau modifikasi lainnya.
  • Memiliki tempat KOPDAR yang tetap dan berada di tengah keramaian, semisal di jalan protocol agar dapat dilihat khalayak luas. Selain itu juga agar dapat saling mengenal dengan sesame member club lainnya. Biasanya, club satu dengan club yang lain saling mengenal lokasi masing-masing BASECAMP(sebutan lokasi KOPDAR club dan komunitas) club yang ada.
Ngga bakalan ada kekerasa dalam diklat member baru...karena just for fun, formalitas, pengetahuan tentang motor, safety riding, tanda fisik dalam touring, dan peguyuban nang menaungi club motor tersebut – misalkan MAPRAS tergabung dalam AMI (Asosiasi MegaPro Indonesia)

Memiliki kejelasan dalam visi dan misi dan jauh dari anarkis
Melakukan touring secara terkoordinir dengan agenda yang jelas dan secara safety riding

Sering melakukan kegiatan social semacam bakti social ke panti asuhan, ke anak-anak jalanan, fakir miskin, penanaman bibit pohon, pelepasan bibit ikan, dan lain sebagainya
AD / ART jelas dan terdaftar dalam kepolisian dan atau wadah dari perkumpulan club motor tersebut seperti paguyuban dan komunitas bentukan main dealer

Brotherhood: saling menolong member club lain ketika menemui kesulitan atau trouble di jalan, baik di dalam kota maupun di luar kota
Memiliki tujuan dalam berkendara dengan peraturan yang jelas, tegas, sekalipun kadang tidak membebani member-membernya.

Lebih mudah mengenali ciri-ciri club motor, karena yang jelas mereka tidak ugal-ugalan di jalan karena mereka biasanya memiliki team RGO (Road General Officer) yang bertugas mengatur Sekalipun terkadang masih saja ada club-club motor yang bersikap arogan dan tidak mengenakan perlengkapan safety riding, serta memiliki pengetahuan yang minim tentang tertib berlalu lintas, namun bagi club motor yang sesungguhnya, mereka jauh lebih terhina jika mendapatkan membernya tidak tertib di jalan, apalagi melakukan hal-hal yang melanggar norma dan peraturan. 

Mereka pun lebih memilih fleksibel serta bermusyawarah dalam memecahkan masalah apapun baik ketika di jalan maupun internal dan eksternal dengan club lain jika dibandingkan dengan pemecahan secara baku hantam.


KOMUNITAS MOTOR

Terkadang susah ketika kita mencoba membedakan sebuah komunitas dan club motor. Memang, komunitas motor tidak jauh beda dengan club motor, sama-sama tidak melakukan kegiatan yang anarkis, rusuh, dan tawuran. Hanya saja, dari sisi safety riding, komunitas motor berbeda jelas dan lebih cenderung ke kegiatan touring atau memposisikan visi-misi atas kesepakatan membernya. Dan mereka tidak berpatokan pada satu merk pabrikan motor, dan atau tipe motor tertentu.

Berikut adalah ciri dari KOMUNITAS MOTOR:
  • KOMUNITAS atau dalam bahasa Inggrisnya COMMUNITY terdiri dari beberapa merk motor dan atau tipe motor, bebas dengan berbagai macam aliran. Misalkan SHC (Surabaya Honda Communtity),(WWMC) Warna-Warni Motor Club, dll.
  • Berdiri karena adanya kesatuan visi-misi yang terbentuk dalam suatu perkumpulan ornag-orang dalam satu kompleks, pabrikan, atau perusahaan dan intansi tertentu
  • AD / ART lebih simple dan tidak terlalu banyak, terkadang malah tidak mengikat
  • Ada persamaan dengan club motor dalam misi social karena sama-sama memiliki keinginan berbagi kepada sesame dalam kegiatan-kegiatan social dalam agenda mereka
  • Terkadang dalam barisan touring, mereka agak lambat karena banyaknya member atau karena efek modifikasi (seperti kondisi motor yang ceper, dll)
Dalam satu komunitas bisa juga terdiri dari beberapa club motor
Solidaritas adalah yang terutama, apapun motornya yang penting solid dan saling bekerjasama
Diklat member baru tidak anarkis, dan hanya sekedar pengenalan dalam komunitas tersebut dan sosialisasi akan peraturan yang berlaku dalam komunitas tersebut.

Member hanya sebatas komunitas, terbentuk karena seringnya ngumpul bareng dan berdasar keinginan untuk touring bareng, sehingga terbentuklah wadah untuk penyaluran hobby mereka
Hanya nama dan logo mereka saja yang tercatat di kepolisian tanpa dilengkapi dengan AD/ ART, sekalipun masih ada juga yang tidak melaporkan keberadaan mereka kepada pihak kepolisian.
Peraturan dan tujuannya jelas walaupun tidak membebani membernya.

SOSIALISASI TERHADAP PENGIDAP AUTIS

SOSIALISASI TERHADAP PENGIDAP AUTIS


Autisme seakan-akan jadi momok menakutkan bagi banyak orang tua. Tidak heran, karena jumlah angka penderitanya di seluruh dunia terus meningkat, termasuk di Indonesia. Meskipun belum ada angka pasti yang menyebutkan penderita autis di Indonesia.
Nyatanya tidak hanya penderitanya saja yang bertambah, kini varian autisme juga semakin banyak diketahui. Sindrom asperger merupakan salah satu varian autisme yang lebih ringan dibandingkan kasus autisme klasik.

Gangguan Asperger berasal dari nama Hans Asperger, seorang dokter spesialis anak asal kota Wina, Austria. Pada tahun 1940, Asperger ialah orang pertama yang menggambarkan pola perilaku khusus pada pasien-pasiennya, terutama pasien laki-laki.
Asperger memperhatikan, meskipun anak laki-laki tersebut memiliki tingkat intelegensia yang normal serta kemampuan bahasa yang baik, namun mereka memiliki kekurangan dalam kemampuan bersosialisasi. Umumnya mereka tidak mampu berkomunikasi secara efektif serta kemampuan koordinasi yang kurang baik.

Sindrom asperger banyak disebut sebagai varian dari autisme yang lebih ringan. Para ahli mengatakan, pada penderita sindrom asperger memiliki kondisi struktural otak secara keseluruhan lebih baik dibandingkan pada penderita autisme.
Menurut Clinical Assistant Professor of Pediatrics Jefferson Medical College Philadelphia, Susan B. Stine, MD karakter dari anak-anak yang mengalami sindrom asperger ialah kurangnya kemampuan berinteraksi sosial, pola bicara yang tidak biasa dan tingkah laku khusus lainnya.
Kemudian, anak-anak dengan sindrom asperger biasanya sangat sulit untuk menampilkan ekspresi di wajahnya serta sulit untuk membaca bahasa tubuh pada orang lain.

“Mereka kemungkinan juga merasa nyaman dengan rutinitas tertentu yang harus dilakukan setiap hari serta sensitif terhadap stimulasi sensori tertentu, misalnya mereka akan tertanggu oleh nyala lampu redup yang mungkin tidak diperhatikan oleh orang lain. Bisa saja mereka menutup kuping agar tidak dapat mendengarkan suara di sekitarnya atau mereka mungkin lebih memilih pakaian dari bahan-bahan tertentu saja,” jelas Stine.
Selain itu, tambah Stine, ciri dari anak yang mengalami sindrom asperger adalah terlambatnya kemampuan motorik, ceroboh, minat yang terbatas dan perhatian berlebihan terhadap kegiatan tertentu.

Hal senada diungkapkan oleh dokter spesialis anak konsultan Neurologi, dr Hardiono D Pusponegoro, Sp.A(K). Dia memaparkan, sindroma asperger adalah gangguan perkembangan dengan gejala berupa gangguan dalam bersosialisasi, sulit menerima perubahan, suka melakukan hal yang sama berulang-ulang, serta terobsesi dan sibuk sendiri dengan aktivitas yang menarik perhatian.
“Umumnya, tingkat kecerdasan si kecil baik atau bahkan lebih tinggi dari anak normal. Selain itu, biasanya ia tidak mengalami keterlambatan bicara,” kata Hardiono.

Jika dilihat secara sekilas, lanjutnya, anak tersebut tidak berbeda dengan anak yang pintar dan kreatif. Hanya saja, anak tersebut biasanya memiliki satu minat tertentu saja untuk dikerjakannya.
Memang secara keseluruhan anak-anak yang mengalami gangguan sindrom asperger mampu melakukan kegiatan sehari-hari, namun terlihat sebagai pribadi yang kurang bersosialisasi sehingga sering dinilai sebagai pribadi eksentrik oleh orang lain.

Menurut Stine, jika penderita sindrom asperger beranjak dewasa, biasanya mereka akan merasa kesulitan untuk mengungkapkan empati kepada orang lain serta tetap kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain.
“Pada ahli mengatakan bahwa penderita sindrom asperger biasanya akan menetap seumur hidup. Namun, gejala tersebut dapat dikurangi dan diperbaiki dalam kurun waktu tertentu terutama deteksi dini sindrom asperger akan sangat membantu,” pungkasnya.
Gangguan sindrom asperger pada umumnya akan terus mengikuti perkembangan usia seseorang. Meski tidak membahayakan jiwa, namun gangguan itu bisa membuat anak takut berada di keramaian dan membuat anak depresi.

Ciri yang menonjol pada anak asperger adalah mereka tidak bisa membaca kode-kode atau ekspresi wajah seseorang. Karena ketidakmampuannya itu, anak asperger dijauhi teman-temannya.
"Biasanya mereka jadi anak yang antisosial, sulit berinteraksi dengan orang lain," kata Hardiono.
Ketika anak asperger tidak mempunyai teman, lalu tidak tahu harus bersikap bagaimana untuk menghadapi sebuah situasi, dia akan merasa putus asa dan akhirnya depresi.
Sesuai dengan perkembangan otak, kalau kelainan itu diketahui lebih dini, maka bisa distimulasi atau diberi obat agar berkembang ke arah yang baik.

Namun, kalau sudah terlambat deteksinya, yaitu sudah berusia lima atau enam tahun, maka sulit penanganannya karena perkembangan otak sudah berhenti. Pada umur lima tahun, bagian otak yang disebut sinaps-sambungan antar saraf di mana bahan kimia serotonin bekerja-akan berhenti.
Kini teknik-teknik terapi sudah jauh lebih maju dan fasilitas sudah banyak. Hardiono menuturkan, salah satu terapi yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak si anak bermain. Stimulasi ini diketahui memperbaiki sinaps dan meningkatkan kadar serotonin.

Menurut Hardiono, anak asperger masih bisa diterapi, terutama dalam hal kemampuan bersosialisasi. Pasalnya, kemampuan mereka bersosialisasi sangat kurang.
"Cara terapi yang paling baik adalah mengajarkan anak bagaimana berinteraksi dengan orang lain. Terapi dalam bentuk peer group akan lebih baik lagi," paparnya.
Anak asperger biasanya memiliki kecerdasan yang tinggi, maka orangtua akan dengan mudah mengajarkan emosi sosial. Misalnya, mengajarkan bagaimana harus bersikap jika menghadapi situasi tertentu.

R. Kaan Ozbayrak,MD, Assistant Professor of Psychiatry University of Massachusetts Medical School menambahkan, beberapa hal lain yang dapat dilakukan untuk membantu anak-anak penderita sindrom asperger. Terapi atau pengobatan yang dilakukan juga harus disesuaikan.
Secara umum Ozbayrak mengatakan, anak-anak penderita sindrom asperger akan banyak terbantu oleh orangtua yang memahami dan mampu membantunya. Kemudian, mereka juga membutuhkan pendidikan yang diperuntukan khusus bagi kebutuhannya. Selain itu, anak memerlukan latihan kemampuan untuk bersosialisasi serta terapi wicara.

"Terapi sensori integrasi juga dapat berguna bagi anak-anak yang masih kecil untuk meminimalisir kondisinya yang terlalu sensitif. Sementara itu, untuk anak-anak yang lebih tua dapat mendapatkan terapi kognitif atau psikoterapi,” papar Ozbayrak. (ri)

KOMUNITAS ANAK PUNK

KOMUNITAS ANAK PUNK





Punk merupakan subkultur yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir pada awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.

Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun kadang-kadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.

Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.

Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.

Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.

Gaya hidup dan Ideologi

Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).

Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).

Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.

Akibatnya punk dicap sebagai musik rock and roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.

Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan "logos" yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai mengembangkan proyek "jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.


Punk dan Anarkisme

Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam pada tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.

Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.

Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.

Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).

Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk.



Punk di Indonesia

Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya,Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.

CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi's, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya
loading...