Puncak Hati

Heart to Heart

Showing posts with label Sosial Masyarakat. Show all posts
Showing posts with label Sosial Masyarakat. Show all posts

TERKADANG APA YANG KITA PELAJARI UNTUK APA, AKAN BERGUNA NANTINYA

Terkadang saat  kita  masih imut dan lucu masih polos tidak tahu apa-apa di Sekolah Dasar hanya mempelari pelajaran dan untuk apa? Rumus-rumus yang ribet, hitung-hitungan, pelajaran moral, agama, dan sebagainya. Tapi di masa itulah dasar-dasar terpupuk dan tersetting didalam diri saat SD. Lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah sangat berpengaruh dalam perkembangan saat umur Sekolah Dasar dan akan terbentuk lagi saat SMP.
Saat SMP pikiran mulai berkembang, bersosialisasi, berorganisasi, dan mencari jati diri. Mencari sesuatu yang menarik hati dalam kegalauan dan kebimbangan melihat kebenaran ( sok puitis). Di dalam pelajaran SMP pun kadang kita juga bingung. "Itu untuk apa?". Namun terus ikuti saja.

Mulai beranjak SMA yang mulai jatuh cinta dan terkadang apa itu cinta tidak tahu arti cinta yang membuat tergila-gila ( masa iya?). Pelajaran makin pusing dan tidak tahu untuk apa? Variabel matematika, hitung rumus turunan integral, dan pelajaran-pelajaran yang pusing lainnya.  

Dan...Welcome to The Campus bagi yang kuliah itu mulai terbuka untuk apa itu semua. Perhitungan Matematika di Statistika, Variabel Logika di Programing, Fisika Kimia di bagian Farmasi dan lain sebagainya karena mulai di spesialisasi, di khususkan untuk untuk menunjang tugas yang akan terpakai dipekerjaan nanti.

Terkadang saat kita menghadapi persoalan yang diluar pekerjaan, namun kita bisa menghadapinya karena kita sempat mempelajari sebelumnya yang mungkin kita tidak tahu untuk apa.

So...Nikmati saja karena tidak akan rugi mempelajari sesuatu yang mungkin untuk apa nantinya, tapi suatu saat itu akan terpakai dan berguna dalam kehidupan

Semoga bermanfaat


APAKAH KOMUNITAS ATAU PERKUMPULAN MOTOR HANYA SEMENTARA?

APAKAH KOMUNITAS ATAU PERKUMPULAN MOTOR HANYA SEMENTARA? 


Saat kita berbicara tentang komunitas motor, terbesit pikiran kita tentang perkumpulan yang hobinya tentang motor. Thats Right. Inti sebuah perkumpulan atau komunitas itu sebagai ajang sharing, saran, dan apa pun tentang satu hobi di perkumpulan itu.

Tahukah kalian? Sebuah komunitas itu bersifat sementara, kenapa? Karena ada disaat masa kita harus meninggalkan komunitas itu, TAPI tidak menghilangkan sebuah bersaudaraan dan silaturahmi. Jika sebuah Komunitas itu bisa bertahan lama, itu dikarenakan dalam sebuah organisasi tersebut sudah cukup kuat, seperti regenerasi organisasi. Jika tidak ada Regenerasi sebuah komunitas maka mustahil akan bertahan sampai bertahun-tahun.

Ada beberapa komunitas motor yang dulunya besar dan sekarang hanya tinggal kenangan. Tapi muncul komunitas motor yang baru dan diketahui tergolong masih muda. Hal itu wajar karena memang pada masanya.

Saat kita lulus sekolah, dimasa itu kita dapat bebas menentukan apa yang kita mau dikarenakan belum banyak tanggung jawab yang akan kita pegang. Dimasa itu kita dapat berkumpul sesuka hati hingga terbentuk sebuah komunitas dan percarian jati diri.

Waktu terus berlalu, beberapa anggota memutuskan untuk mundur dikarenakan harus berkeluarga. Perkumpulan makin sepi dan berkurang sehingga saat pada waktunya harus mundur dari komunitas itu dan lanjut ke tanggung jawab atau prioritas yang utama.

Kesimpulannya. Sebuah komunitas atau perkumpulan baik motor, atau apapun yang berhubungan pada hobi itu hanya sementara. Pada saat nya harus menentukan hobi atau Prioritas yang lebih utama. Kalaupun ingin dilanjutkan untuk komunitas harus dilakukan regenerasi organisasi komunitas agar tidak hilang. 

Kalaupun hilang diharapkan selain hobi yang sama, Silaturahmi tetap berlanjut. Positifnya Komunitas sebagai ajang untuk menambah saudara hingga diluar komunitas.

Semoga bermanfaat, dan tetap jagalah silaturahmi persaudaraan 


Baca Juga : 



HUBUNGAN RELEGIUSITAS DAN PERILAKU SOSIAL


HUBUNGAN RELEGIUSITAS DAN PERILAKU SOSIAL


Pengertian Religiusitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Departemen Pendidikan Nasional (2008), agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Menurut Hadikusuma (Amrullah, 2008), agama sebagai ajaran yang diturunkan oleh Tuhan sebagai petunjuk bagi umat dalam menjalani kehidupannya. 

Sedangkan Ishomuddin (Amrullah, 2008) menyebut agama sebagai suatu ciri kehidupan sosial manusia yang universal dalam arti bahwa semua masyarakat mempunyai cara-cara berpikir dan pola-pola perilaku yang memenuhi untuk disebut “agama” yang terdiri dari tipe-tipe simbol, citra, kepercayaan dan nilai-nilai spesifik dengan mana makhluk manusia menginterpretasikan eksistensi mereka yang di dalamnya juga mengandung komponen ritual. 

Berdasarkan definisi- definisi yang telah dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa religi adalah keyakinan, sistem nilai dan sistem perilaku yang membimbing tindakan seseorang terhadap Tuhan, orang lain dan dirinya sendiri.


Berdasarkan istilah religi kemudian didapatkan istilah religiusitas. Religiusitas menurut Mangunwijaya (1986) merupakan aspek yang telah dihayati oleh individu di dalam hati, getaran hati nurani pribadi dan sikap personal. Sedangkan menurut Nashori dan Mucharam (2002), religiusitas adalah seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa pelaksanaan ibadah dan akidah, dan seberapa dalam penghayatan atas agama yang dianutnya. 

Berdasarkan definisi-definisi yang telah dikemukakan tersebut disimpulkan bahwa religiusitas dapat diartikan sebagai internalisasi agama dalam diri seseorang yang terlihat melalui pengetahuan dan keyakinan seseorang akan agamanya serta dilaksanakan dalam kegiatan peribadatan dan perilaku kesehariannya.


Fungsi Religi Bagi Manusia

Menurut Hendropuspito (1983), fungsi religi (agama) bagi manusia meliputi beberapa hal yang diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Fungsi edukatif
    Manusia mempercayakan fungsi edukatif pada agama yang mencakup tugas mengajar dan membimbing.
  2. Fungsi penyelamatan
    Agama dengan segala ajarannya memberikan jaminan kepada manusia keselamatan di dunia dan akhirat.
  3. Fungsi pengawasan sosial
    Agama ikut bertanggungjawab terhadap norma-norma sosial sehingga agama menyeleksi kaidah-kaidah sosial yang ada, mengukuhkan yang baik dan menolak kaidah yang buruk.
  4. Fungsi memupuk persaudaraan
    Persamaan keyakinan merupakan salah satu persamaan yang bisa memupuk rasa persaudaraan yang kuat.
  5. Fungsi transformative
    Agama mampu melakukan perubahan terhadap bentuk kehidupan masyarakat lama ke dalam bentuk kehidupan baru.

Dimensi Religiusitas

Glock & Stark (Ancok dan Suroso, 2004) mengemukakan beberapa dimensi religiusitas sebagai berikut:

  1. Dimensi keyakinan
    Dimensi ini berisikan pengharapan-pengharapan dimana orang yang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu, mengakui kebenaran-kebenaran doktrin tersebut.
  2. Dimensi praktek agama
    Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya.
  3. Dimensi pengalaman
    Dimensi ini berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi- persepsi dan sensasi-sensasi yang dialami seseorang atau didefinisikan oleh suatu kelompok keagamaan (atau suatu masyarakat).
  4. Dimensi pengetahuan agama
    Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi.
  5. Dimensi konsekuensi
    Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan beragama, praktek, pengalaman dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari.

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP


MANUSIA

Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan dibekali akal pikiran untuk berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara biologis maupun rohani.

Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik sedangkan secara rohani manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau agama yang dianutnya.

Kehidupan manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta.

Kita sama-sama mengetahui bahwa khalifah yang ada pada muka bumi ini ialah manusia. Manusia secara alamiah telah memiliki bekal yang di anugrahi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Anugrah tersebut dapat berupa kemampuan, akal, serta pikiran. Hal tersebut merupakan modal awal kita menjalani kehidupan di dunia.

Kehidupan yang dijalani manusia sendiri sangatlah kompleks, sehingga hubunga manusia satu dengan manusia lainnya sangatlah dinamis. Hubungan yang terjadi pada manusia tidaklah sekedar hubungan dengan manusia lainnya. Akan tetapi juga terdapat hubungan manusia dengan sang pencipta.

Dalam bahasa manusia diartikan sebagai makhluk yang berpikir dan berakal budi. Sedangkan secara istilah manusia merupakan konsep atau gagasan yang ada dalam suatu kelompok tertentu. Dari dua pengertian di atas rupanya belum memuaskan di berbagai pihak. Hal tersebut dibuktikan dengan banyak ahli yang mengungkapkan pendaptnya mengenai definisi dari manusia itu sendiri.

Salah satunya ialah Nicolaus d. & a. Sudiarja ia menggambarkan manusia seperti semboyan negara kita yaitu bhineka tunggal ika. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.

Sedangkan Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany ia menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang dianggap paling mulia. Hal tersebut dilandaskan dari kemampuan manusia yang dapat berfikir dan memiliki 3 dimensi yaitu badan, akal, serta roh. Manusia dalam perkembangan serta pertumbuannya selalu dipengaruhi oleh lingkungan ia tinggal.

Manusia yang pada hakikatnya memiliki akal dan mampu berfikir dengan baik, tentu saja memilki karakter yang snagat kuat. Karakteristik dari manusia dapat meliputi :

  1. Aspek kreasi
  2. Aspek ilmu
  3. Aspek kehendak
  4. Pengarahan Akhlak

Yang dimaksud dengan aspek kreasi ialah dengan imajinasinya manusia dapat berkreasi kedalam berbagai bentuk. Misalnya saja menciptakan bangunan yang unik, melukis, atau mebari dan masih banyak lagi.

Peranan manusia di dunia ini juga tak lain ilah memperbaiki dirinya dnegan cara belajar. Selain itu ia harus mampu memberikan kontribusi ilmu yang di dapat dari proses belajar tadi. Dinamika kehidupan manusia yang dianggap komleks tadi perlu diberikan aplikasi sikap positif terhadap sesama terutama sang pencipta.


PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP

Pandangan Hidup adalah pendapat atau pertimbangan yanag dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia..

Pendapat atau pertimbangan itu hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.

Pandangan hidup ada 3 macam:
  1. Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
  2. Pandangan hidup yang berupa ideologi, yaitu disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara.
  3. Pandangan berdasarkan renungan, yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya.


Pandangan hidup yang berasal dari keyakinan & kepercayaan

Keyakinan dan kepercayaan adalah menjadi dasar pandangan hidup yang berasal dari akal atau kekuasaan tuhan, ada tiga aliran filsafat yaitu:

  1. Aliran Naturalisme : Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi, kekuatan gaib itu dari natur dan itu dari tuhan . Manusaia adalah ciptaan tuhan karena itu manusia mengabdi pada tuhan melalui ajaran-ajaran agama.
  2. Aliran Intelektualisme : Dasar aliran ini adalah logika/akal {kalbu yang berpusat dihati} “hati nurani” maka keyakinan manusia itu bermula dari akal.
  3. Aliran Gabungan : dasar aliran ini adalah kekuatan gaib yang berasal dari tuhan sebagai dasar keyakinan sedangkan akal adalah dasar kebudayaan yang menetukan benar tidaknya sesuatu yang dinilai berdasarkan akal, baik sebagai logika berpikir maupun rasa atau hati nurani. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari tuhan dan akal berimbang maka akan menghasilkan pandangan hidup sosialisme –religius, kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.

HUBUNGAN MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

Manusia adalah makhluk Tuhan yang diberikan akal dan pikiran serta hati secara psikologi. Karakter manusia terbentuk dari 3 unsur, yaitu pikiran, hati nurani dan hawa nafsu. Ketiganya ini harus berjalan dengan seimbang dan saling mengendalikan satu sama lain untuk menjadikan karakter yang baik pada manusia tersebut. 

Maka manusia semasa hidupnya dalam setiap pekerjaan dan kegiatannya selalu menggunakan ketiga unsur tersebut sejak dilahirkan, manusia tentu saja telah memiliki karakter bawaan dari orang tuanya, dan memiliki berbagai macam pengalaman semasa hidupnya sampai dia dewasa. Hal ini yang menyebabkan timbulnya pandangan hidup yang berbeda-beda pada setiap orang.

Pandangan hidup adalah sikap manusia yang paling mendasar dalam menyikapi setiap hal yang terjadi dalam hidupnya, baik itu berupa masalah, tugas, tantangan dan segala yang dilakukannya, manusia pasti mempunyai pandangan masing-masing.

Menurut asalnya pandangan hidup dibagi menjadi 3 yaitu:
  1. Pandangan Hidup yang berasal dari Agama
  2. Pandangan Hidup yang berasal dari Ideologi
  3. Pandangan Hidup yang berasal dari hasil renungan


Hubungan Pandangan Hidup Masyarakat

Pandangan ini didasarkan pada pancasila. Dari sini dapat pula diartikan sebagai pandangan hidup dan menghidupi. Manusia hidup dalam hubungan dengan Tuhannya dan dan dalam perlindunganNya. Serta dalam kebudayaan dan serba hubungan menjadikan dunia dan lingkungan lebih menyenangkan dan menjadikan hidup lebih baik.


Sumber :
http://thejoker-indra.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-pandangan-hidup.html
http://qamaranik.blogspot.co.id/2015/08/manusia-dan-pandangan-hidup.html
https://idtesis.com/definisi-manusia/


ETIKA, ESTETIKA DAN PERADABAN DALAM KEBUDAYAAN

ETIKA, ESTETIKA DAN PERADABAN DALAM KEBUDAYAAN



Dalam sebuah kebudayaan pasti ada masing-masing etika dalam setiap tempat. Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.

Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).

Biasanya bila kita mengalami kesulitan untuk memahami arti sebuah kata maka kita akan mencari arti kata tersebut dalam kamus. Tetapi ternyata tidak semua kamus mencantumkan arti dari sebuah kata secara lengkap. 

Hal tersebut dapat kita lihat dari perbandingan yang dilakukan oleh K. Bertens terhadap arti kata ‘etika’ yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama dengan Kamus Bahasa Indonesia yang baru. 

Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta, sejak 1953 – mengutip dari Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai : “ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)”. Sedangkan kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :

  1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)
  2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
  3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Setelah suatu kebudayaan memiliki etika diperindah dengan estetika. Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan. Estetika merupakan ilmu membahas bagaimana keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana supaya dapat merasakannya. 

Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.

Meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu karya, namun perubahan pola pikir dalam masyarakat akan turut memengaruhi penilaian terhadap keindahan. Misalnya pada masa romantisme di Perancis, keindahan berarti kemampuan menyajikan sebuah keagungan. 

Pada masa realisme, keindahan berarti kemampuan menyajikan sesuatu dalam keadaan apa adanya. Pada masa maraknya de Stijl di Belanda, keindahan berarti kemampuan memadukan warna dan ruang serta kemampuan mengabstraksi benda.

Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui akalnya manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. 

Melalui jasmaninya manusia dituntut untuk menggunakan fisik / jasmaninya melakukan sesuatu yang sesuai dengan ungsinya dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dan melalui rohaninya manusia dituntut untuk senantiasa dapat mengolah rohaninya yaitu dengan cara beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.

Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara keduanya saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu peradaban timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya ada faktor manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut.

Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat berevolusi / berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan sosial. Perubahan ini dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.

Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.

Baca Juga :

loading...