Puncak Hati

Heart to Heart

MENGENALI SEJAK DINI SESEORANG YANG MENGALAMI DEPRESI


MENGENALI SEJAK DINI SESEORANG YANG MENGALAMI DEPRESI


1.      Definisi Depresi
Depresi merupakan gangguan mental yang serius yang ditandai dengan perasaan sedih dan cemas. Gangguan ini biasanya akan menghilang dalam beberapa hari tetapi dapat juga berkelanjutan yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari (National Institute of Mental Health, 2010). 

Hawari (2007) medefinisikan depresi adalah gangguan alam perasaan (mood)yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/ RTA)masih baik, kepribadian tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas normal.

2.      Etiologi dan Klasifikasi Depresi
a.       Etiologi
1)      Faktor Biologis
Banyak penelitian menjelaskan adanya abnormalitas biologis pada pasien-pasien dengan gangguan mood. Pada penelitian akhir-akhir ini, monoamine neurotransmitter seperti norephinefrin, dopamin, serotonin, dan histamin merupakan teori utama yang menyebabkan gangguan mood (Kaplan, HI., Sadock, B.J., and Grebb, J.A, 2010).
a)      Biogenic amines
Norephinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmitter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood.
b)      Norephinefrin
Hubungan norephinefrin dengan gangguan depresi berdasarkan penelitian dikatakan bahwa penurunan regulasi atau penurunan sensitivitas dari reseptor α2 adrenergik dan penurunan respon terhadap antidepressan berperan dalam terjadinya gangguan depresi (Kaplan, HI., Sadock, B.J., and Grebb, J.A, 2010).
c)      Serotonin
Penurunan jumlah dari serotonin dapat mencetuskan terjadinya gangguan depresi, dan beberapa pasien dengan percobaan bunuh diri atau mengakhiri hidupnya mempunyai kadar cairan cerebrospinal yang mengandung kadar serotonin pada platelet (Kaplan, HI., Sadock, B.J., and Grebb, J.A, 2010).       
d)     Gangguan neurotransmitter lainnya
Ach ditemukan pada neuron-neuron yang terdistribusi secara menyebar pada korteks cerebrum. Pada neuron-neuron yang bersifat kolinergik terdapat hubungan yang interaktif terhadap semua sistem yang mengatur monoamine neurotransmitter. Kadar choline yang abnormal yang dimana merupakan prekursor untuk pembentukan Ach ditemukan abnormal pada pasien-pasien yang menderita gangguan depresi (Kaplan, HI., Sadock, B.J., and Grebb, J.A,  2010).
2)      Faktor neuroendokrin
Hormon telah lama diperkirakan mempunyai peranan penting dalam gangguan mood, terutama gangguan depresi. Sistem neuroendokrin meregulasi hormon-hormon penting yang berperan dalam gangguan mood, yang akan mempengaruhi fungsi dasar, seperti : gangguan tidur, makan, seksual, dan ketidakmampuan dalam mengungkapkan perasaan senang. 3 komponen penting dalam sistem neuroendokrin yaitu : hipotalamus, kelenjar pituitari, dan korteks adrenal yang bekerja sama dalam feedback biologis yang secara penuh berkoneksi dengan sistem limbik dan korteks serebral (Kaplan, HI., Sadock, B.J., and Grebb, J.A., 2010).
3)      Abnormalitas otak
Studi neuroimaging, menggunakan computerized tomography (CT) scan, positron-emission tomography (PET), dan magnetic resonance imaging (MRI) telah menemukan abnormalitas pada 4 area otak pada individu dengan gangguan mood. Area-area tersebut adalah korteks prefrontal, hippocampus, korteks cingulate anterior, dan amygdala. Adanya reduksi dari aktivitas metabolik dan reduksi volume dari gray matter pada korteks prefrontal, secara partikular pada bagian kiri, ditemukan pada individu dengan depresi berat atau gangguan bipolar (Kaplan, HI., Sadock, B.J., and Grebb, J.A., 2010). 

b.      Klasifikasi depresi
Gangguan depresi terdiri dari berbagai jenis, yaitu:
1)      Gangguan Depresi Mayor
Gejala-gejala dari gangguan depresi mayor berupa perubahan dari nafsu makan dan berat badan, perubahan pola tidur dan aktivitas, kekurangan energi, perasaan bersalah, dan pikiran untuk bunuh diri yang berlangsung setidaknya ± 2 minggu (Kaplan, HI., Sadock, B.J., and Grebb, J.A, 2010).
2)      Gangguan Dysthmic
Dysthmia bersifat ringan tetapi kronis (berlangsung lama). Gejala-gejala dysthmia berlangsung lama dari gangguan depresi mayor yaitu selama 2 tahun atau lebih. Dysthmia bersifat lebih berat dibandingkan dengan gangguan depresi mayor, tetapi individu dengan gangguan ini masi dapat berinteraksi dengan aktivitas sehari-harinya (National Institute of Mental Health, 2010).
3)      Gangguan depresi minor
Tipe-tipe lain dari gangguan depresi adalah:
a)   Gangguan Depresi Psikotik
Gangguan depresi berat yang ditandai
dengan gejala-gejala, seperti: halusinasi dan delusi (National Institute of Mental Health, 2010).
b)   Gangguan Depresi Musiman Gangguan depresi yang muncul pada saat musim dingin dan menghilang pada musim semi dan musim panas (National Institute of Mental Health, 2010).

3.      Faktor resiko depresi
a.       Jenis kelamin
Secara umum dikatakan bahwa gangguan depresi lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. Pendapat-pendapat yang berkembang mengatakan bahwa perbedaan dari kadar hormonal wanita dan pria, perbedaan faktor psikososial berperan penting dalam gangguan depresi mayor ini (Kaplan, HI., Sadock, B.J., and Grebb, J.A, 2010).

b.      Usia
Gejala depresi pada lansia prevalensinya tinggi dan semakin meningkat seiring bertambahnya umur. Lansia yang berumur 75 tahun keatas cenderung mengalami depresi (Veer-Tazelaar, 2007).
  
c.       Faktor sosial, ekonomi dan budaya
Tidak ada suatu hubungan antara faktor sosial-ekonomi dan gangguan depresi mayor, tetapi insiden dari gangguan Bipolar I lebih tinggi ditemukan pada kelompok sosial-ekonomi yang rendah (Kaplan, HI., Sadock, B.J., and Grebb, J.A., 2010)

d.      Riwayat penyakit
Penyakit kronik yang diderita pasien selama bertahun-tahun biasanya menjadikan pasien lebih mudah terkena depresi. Penelitian yang dilakukan oleh Chang-Quan, Bi-Rong, Zhen-Chan, Ji-Rong, dan Qing-Xiu (2009).

e.       Dukungan keluarga
Keluarga merupakan support sistem (sistem pendukung) yang berarti sehingga dapat memberi petuniuk tentang kesehatan mental klien peristiwa dalam hidupnya dan sistem dukungan yang diterima. Sistem dukungan penting bagi kesehatan pasien terutama fisik dan emosi. Pasien yang sering dikunjungi. diternani dan mendapatkan dukungan akan mempunyai kesehatan mental yang lebih baik (Juliana & Sukmawati, 2008).

f.       Lamanya menjalani dialysis
Pasien yang menjalani hemodialisis mengalami berbagai masalah yang timbul akibat tidak berfungsinya ginjal. Hal ini bepengaruh pada stressor fisik yang berpengaruh pada berbagai dimensi kehidupan meliputi biologi, psikologi, sosial dan spriritual menurut penelitian (Tokala, 2015).

g.      Mekanisme koping adaptif
Mekanisme yang mendukung fungsi integrasi pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, tehnik relaksasi, latihan keseimbangan dan aktifitas konstruktif.

h.      Kepribadian
Kualitas kepribadian yang matang menurut Allport (2012) yaitu :
1)    Eksistensi sense of self yaitu kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas. Dan kemampuan untuk merencanakan masa depan.
2)     Hubungan hangat dan akrab dengan orang lain seperti keluarga dan teman.
3)  Penerimaan diri yaitu kemampuan untuk mengtasi reaksi berlebih hal –hal yang menyangkut dorongan khusus missal mengolah dorongan seks dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri

4.        Gejala klinis depresi
Gejala-gejala diatas, gejala-gejala lain yang dikeluhkan pasien depresi menurut National Institute of Mental Health (2010)  adalah:
a.    Hilangnya ketertarikan terhadap sesuatu atau aktivitas yang dijalani
b.    Kekurangan energi dan adanya pikiran untuk bunuh diri
c.    Gangguan berkonsentrasi, mengingat informasi,dan membuat keputusan
d.   Gangguan tidur, tidak dapat tidur atau tidur terlalu sering
e.    Kehilangan nafsu makan atau makan terlalu banyak Nyeri kepala, sakit kepala, keram perut, dan gangguan pencernaan.

Menurut Kaplan, depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan berat. Mood adalah perasaan emosional internal yang meresap dari seseorang dan bukan afek, yaitu ekspresi dari isi emosional saat itu (Kaplan, HI., Sadock, B.J., and Grebb, J.A., 2010). Gejala depresi berdasarkan tingkat depresi dibagi menjadi 4 tingkat, yang akan dijelaskan di bawah ini(Kaplan, HI., Sadock, B.J., and Grebb, J.A., 2010):


a. Gangguan mood ringan dan depresi sedang ditandai dengan gejala depresi berkepanjangan setidaknya 2 tahun tanpa episode depresi utama. Untuk dapat diagnosis depresi ringan-sedang seseorang harus harus menunjukkan perasaan depresi ditambah setidaknya dua lainnya suasana hati yang berhubungan dengan gejala.
b.  Batas depresi borderline ditandai dengan gejala perasaan depresi yang berkepanjangan disertai perasaan depresi lebih dari dua suasana hati yang berhubungan dengan gejala.
c.  Depresi berat ditandai dengan gejala depresi utama selama 2 minggu atau lebih. Untuk dapat didiagnosis depresi berat harus mengalami 1 atau 2 dari total 5 gejala depresi utama.

d. Depresi ekstrim ditandai dengan gejala depresi utama yang berkepanjangan. Untuk dapat diagnosis depresi ekstrim mengalami lebih dari 2 dari total 5 gejala depresi utama.


5.    Pengukuran depresi
Depresi merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berhubungan dengan alam perasaan  yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pola-pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri (Kaplan, HI., Sadock, B.J., and Grebb, J.A., 2010).

Beck Depression Inventory dibuat oleh Dr.Aaron T. Beck, BDI merupakan salah satu instrumen yang paling sering digunakan untuk mengukur derajat keparahan depresi. Para responden akan mengisi 21 pertanyaan, setiap pertanyaan memiliki skor 1 s/d 3, setelah responden menjawab semua pertanyaan kita dapat menjumlahkan skor tersebut, Skor tertinggi adalah 63 jika responden mengisi 3 poin keseluruhan pertanyaan. Skor terendah adalah 0 jika responden mengisi poin 0 pada keseluruhan pertanyaan. Total dari keseluruhan akan menjelaskan derajat keparahan yang akan dijelaskan di bawah ini.
a.       1-10 = normal
b.      11-16 = gangguan mood ringan
c.       17-20 = batas depresi borderline
d.      21-30 = depresi sedang
e.       31-40 = depresi berat
f.              >40 = depresi ekstrim

No comments:

Post a Comment

loading...